Beberapa pekan yang lalu saya sempat melakukan sesi Q&A terkait komunikasi asertif dalam berbagai konteks. Sesi Q&A ini merupakan lanjutan dari sesi sharing tentang komunikasi asertif yang diadakan oleh Komunitas Kabima sebelumnya. Sharing ini membahas tentang pengertian komunikasi asertif, teknik komunikasi asertif dan manfaat komunikasi asertif secara umum. Sesi sharing ini dihadiri lebih dari 300 peserta secara online dari seluruh Indonesia. Karena banyak sekali pertanyaan yang masuk, akhirnya sesi Q&A ini pun dibuka.
Berikut link video yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk. Beberapa di antaranya membahas kembali tentang apa itu komunikasi asertif, ciri komunikasi asertif dan contoh cara melakukannya dalam berbagai bentuk hubungan dan situasi. Semoga membantu meningkatkan skill komunikasi kita.
Selamat menonton.
Arsip Tag: selfdevelopment
WAKTU DAN LUKA
Waktu akan membantumu mem-frame ulang apa yang terjadi, memahami dengan lebih jernih semua peristiwa, menerimanya dengan lebih lapang, memaafkan dirimu sendiri dan orang lain, lalu melepaskan masa lalu dalam damai dan mulai belajar hidup penuh di hari ini.
Semoga Tuhan, dengan ke MahaRahmanRahim- Nya, merangkulmu dalam kasihNya selama proses penyembuhan itu berlangsung. Semoga Dia berkenan mengajarkan hikmah setiap peristiwa padamu, sehingga kamu bisa bertumbuh selama proses penyembuhan ini, dan keluar menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya.
Apakah waktu bisa menyembuhkan luka? Bisa atas pertolonganNya, tanpa kamu harus menghapus seluruh peristiwa dari ingatanmu.
Untukmu, siapapun yang sedang terluka, bertahan dan bersabar ya…
INSPIRASI
(CATATAN 18 NOVEMBER 2022)
Kemarin hari yang sangat mengesankan bagi saya. Allah menghadirkan sebuah pelajaran langsung, bagaimana individu berkebutuhan khusus dapat berdaya maksimal, jika diberi kesempatan, di hari terakhir training yang saya ikuti.
Minggu ini sebenarnya merupakan minggu yang agak melelahkan. Setelah perjalanan panjang keluar kota, jadwal training padat dari Senin hingga Kamis. Puncaknya di hari terakhir, saya harus membuka training seorang diri dengan fisik yang sebenarnya sedang tidak fit.
Allah ternyata baik sekali. Pasca sesi pembukaan yang harus tetap semangat meskipun mulai kelelahan, saya memperhatikan ada yang menarik dari salah satu peserta. Saat berdiri lebih dekat, saya baru menyadari bahwa peserta ini sepertinya merupakan penyandang Cerebral Palsy. Butuh usaha lebih baginya untuk menyampaikan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan, agar lebih mudah dipahami.
Namun disinilah luar biasanya, saya tidak melihat perasaan minder di diri peserta ini. Dia terlihat sangat antusias, meskipun materi presentasi pastilah bukan materi yang mudah bagi individu dengan keterbatasan gerak seperti ini.
Dia aktif bertanya, pertanyaan yang diajukan pun sangat baik. Dia juga berani praktik di depan kelas, ketika trainer meminta peserta melakukan mini praktik materi presentasi mereka.
Puncaknya pada penampilan akhir, peserta ini mengajukan diri untuk tampil, bersama 2 teman lainnya. Mereka berkompetisi menampilkan materi presentasi yang sudah dirancang, dengan sebaik-baiknya. Di akhir sesi, dia berhasil keluar sebagai pemenangnya. Sungguh luar biasa, untuk individu yang bahkan utk berbicara saja harus berusaha lebih keras dibanding orang lain.
Dia mampu memukau audiens dengan susunan kalimat yang baik dan juga materi yang sistematis. Materinya mudah dipahami dan pesan yang disampaikan mudah diingat, bahkan setelah presentasi berakhir. Buat saya, dia menjadi sumber inspirasi baru. Seorang individu berkebutuhan khusus dapat berkembang maksimal, jika kita memberinya kesempatan. Bahkan presentasinya bisa mengalahkan kita yang tidak memiliki keterbatasan. Betapa usaha keras dan keceriaannya mampu membuat dia tampil memukau orang lain.
Saya benar-benar terharu melihatnya. Semoga makin banyak perusahaan dan lingkungan di luar sana, memberikan kesempatan pada individu berkebutuhan khusus ini untuk berkembang. Terimakasih BTPN Syariah untuk pelajaran berharga akan kesetaraan, memberi kesempatan, bagi individu berkebutuhan khusus ini.
I am very proud of you.
MENCEGAH BURN-OUT
Beberapa waktu lalu, adik seorang pesohor di tanah air bercerita tentang kondisi burnout yang dialaminya dalam bekerja. Meskipun seorang psikolog dan banyak sharing tentang hal ini, namun beliau sendiri ternyata mengalaminya. Dampak burnout yang dialami ini cukup parah dan menganggu ke kesehatan.
Burnout adalah kondisi kelelahan mental, fisik, emosional yang menyebabkan seseorang kehilangan minat atau motivasi mengerjakan hal yang sebelumnya disenangi. Para pekerja, apalagi yang menjalankan banyak peran, seperti ibu bekerja, rentan terkena kondisi ini. Karena dampaknya juga signifikan untuk kondisi fisik dan mental seseorang, maka kita harus punya strategi mengatasinya.
Saya pun pernah mengalaminya. Hal ini terutama saat deadline berkejaran di depan mata dan menuntut untuk diselesaikan secara bersamaan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kondisi ini, kalau untuk saya, terutama terjadi menjelang akhir tahun, dimana permintaan training sedang tinggi dan pekerjaan lain juga sering datang secara bersamaan.
Berikut beberapa hal yang saya lakukan saat overload dengan pekerjaan:
1. Diam, memperhatikan apa yg terjadi di pikiran dan badan. Inhale exhale, exercise.
2. Menuliskan apa saja sebenarnya yang harus saya lakukan. Ditulis semua dari urusan kantor, rumah, organisasi, dll. Tulis agar benar-benar keliatan loadingnya sebanyak apa.
3. Kategorisasi apa yg harus dilakukan, terutama berdasarkan urgensinya. Sembari juga memasukkan setiap list ini ke dalam kotaknya di kepala. Ini kotak hari ini, ini besok, ini lusa. Ini sudah dikerjakan, ini belum. Kasih checklist biar ada perasaan lega karena berkurang.
4. Kalau semuanya urgent, kayak sekarang nih, berhubung kantor sedang kurang karyawan jadi kerjaan datang simultan dan pas anak ujian praktik pulak, maka saya gunakan teknik ‘jangkar’. Pake titik tertentu, biasanya waktu yg clear, misalnya Jumat pekan ini, semua ke-hectic-an ini akan selesai utk tahap awal. Jumat ini Jumat ini insyaAllah. Mantranya diulang-ulang. Lihat kalender utk merasa makin dekat sama Jumat. Sambil inhale exhale dan selesaikan satu persatu to do list yang ada.
Di atas tips dari saya, semoga bermanfaat ya.
PARENTING, FITRAH DIRI DAN PERUBAHAN
Satu konsep yang cukup menarik yang pelajari di psikologi adalah definisi inteligensi sebagai kemampuan beradaptasi. Tidak hanya berkaitan dengan kemampuan memproses informasi atau mengingat sesuatu, namun juga hal penting dari inteligensi manusia adalah kemampuan beradaptasinya. Suatu malam, orang tua di WA Grup Keluarga Pintar membahas kemampuan beradaptasi ini dalam kaitannya dengan kemunculan AI yang konon akan segera menggeser posisi mbah google.
Menarik buat saya mengamati bagaimana teknologi berkembang sedemikian rupa, sebegitu cepat hanya dalam beberapa dekade saja. Generasi saya masih mengalami jaman ‘no internet’, sumber informasi yang tersedia hanyalah berupa buku, media cetak, yang aksesnya pun tidak merata di setiap kota. Lalu perlahan situasi mulai berubah ketika smartphone ditemukan, internet dengan sangat mudah diakses. Informasi berlimpah ruah, bahkan sepertinya cenderung membebani kognitif kita.
Di tengah disrupsi sebenarnya apa sih yang bisa membuat kita bertahan? Apa yang membuat kita bisa beradaptasi? Entah kenapa ketika memikirkan ini saya kembali merenungi tentang hakikat keberadaan manusia itu sendiri. Kalaulah semua pekerjaan dan fungsi lahiriah kita nanti bisa diganti oleh robot atau AI, sesuatu di dalam kita, jiwa kita, pastilah tidak akan pernah tergantikan. Sesuatu yang murni, dari ilahi, yang jadi pembeda besar antara kita dengan makhluk lain.
Saat disrupsi terjadi, dunia berputar dengan cepat, kebisingan di sekitar meningkat, rasa-rasanya melihat dan berpegang teguh pada apa yang ada di dalam yang akan membantu kita selamat dari pusaran. Mengajarkan anak-anak kita kembali pada konsep manusia, fitrah diri, menemukenali apa yang ada di dalam ‘batin’nya mungkin hal dasar yang bisa dilakukan untuk bertahan.
Mengajarkan untuk berjalan ke dalam, mungkin akan menjadi hal yang penting. Untuk melihat kekuatan, hal-hal yang tidak bisa digantikan orang lain, tempat kita di alam semesta, keunikan kita, yang hanya kita yang punya. Kalaupun seorang pedagang, untuk pedagang seperti apakah kita? Untuk umat yang mana, produk apa, yang harus kita jual? Keunikan, otentisitas, sesuatu dari dalam, murni, fitrah, yang akan membuat kita ajeg di tengah perubahan.
Untuk dikenali saat berada di tengah kerumunan, maka kamu perlu menjadi berbeda. Begitu salah satu pesan yang saya ingat saat masih menjadi pemain UMKM dulu. Prinsipnya yang sama dapat kita terapkan untuk anak-anak kita. Tidak sekedar menjadi berbeda, namun menjadi berbeda yang unik, khas sesuai dengan diri sendiri. Sesuai dengan apa yang ada di dalam diri.